skip to main | skip to sidebar

Dunia Dalam Kata

  • Beranda
  • 0

    Biarlah

    Wardah's poem |
    dan bacalah tiap keheningan ini dengan nuranimu, menenggelamkan sendu walau bibir kelu . Inilah aku, yang mencintaimu dengan keterbatasa...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Hanya aku

    Wardah's poem |
    Lihatlah aku, sekali saja . walau dengan pandangan beku, sebeku cintamu . Tatap aku, sebentar saja . walau hanya sepersekian detik, ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Rapuh

    Wardah's poem |
    Apa sampai sekarang, takdir masih belum berhenti mempermainkan tiap sudut hatiku ? padahal aku sudah rapuh, hanya bertopengkan ketegaran ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    feel

    Wardah's poem |
    " taukah kau sayang? ketika sudah memberikan kepercayaan kepada seseorang tapi kepercayaan itu di khianati dengan kebohongan rasanya su...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    ketahuilah, perasaanku .

    Wardah's poem |
    semuanya tertahan, terhenti dalam langkah . membisu dalam kata-kata . aku mengerti, jauh sebelum kau berkata . namun ketahuilah, yang ingin ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    pada kenyataannya II

    Wardah's poem |
    pada gerimis yang menggenang aku terjatuh tepat di hatimu pada kenyataannya aku mencintaimu tapi aku takut mencintaimu terlalu dalam karena ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    UNBREAK MY HEART

    Wardah's poem |
    Don’t leave me in all this pain Don’t leave me out in the rain Come back and bring back my smile Come and take these tears away I need your ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    tinggal kenangan

    Wardah's poem |
    pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan . ingin kulupakan semua tentang dirimu, namun tak lagi kan seperti dirimu oh  ke...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    at last

    Wardah's poem |
    waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita, akan tiada lagi kini tawamu, tuk hapuskan semua sepi di hati, ada cerita ten...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    MAAF

    Wardah's poem |
    meleburlah rasa, pada cinta yang berujung duka . pada kasih yang telah binasa . aku yang terjatuh, aku pula yang tersakiti . aku mencintaimu...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Epilog Summer in Seoul

    Wardah's poem |
           "Hei, kau tidak jadi minum-minum dengan kita?"tanya Park Hyun-Shik begitu ia menutup ponsel. Tae-Woo tersenyum meminta maa...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    TANPAMU

    Wardah's poem |
    Tanpamu, aku kehilangan kata2, sajakku habis dimakan waktu, sudah berapa lama ini berlalau? sementara kau hanya mematung, bersama kalima...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    everytime .

    Wardah's poem |
    Notice me Take my hand Why are we strangers when our love is strong? Why carry on without me? Everytime I try to fly I fall Without my...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    kepada kamu .

    Wardah's poem |
    Kepada kamu ; yang menjadikan hidup ini penuh tawa, juga duka. sudah begitu lama kita bersama, namun tetap saja malam tak ingin mengalah,...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Seandainya Kau Jadi Mantan Pacarku Nanti

    Wardah's poem |
    MARVA Marva, seandainya kau jadi mantan pacarku nanti, kau akan ingat hari-hari ini; kau akan ingat betapa nakalnya aku saat masih jadi ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 2

    pada kenyataannya .

    Wardah's poem |
    pada senja kemerahan aku kejatuhan aku kejatuhan cinta padamu tepat direlung hatimu pada kenyataannya aku mencintaimu tapi kenapa ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    tak pernah berubah

    Wardah's poem |
    tiap malam, yang ingin kumimpikan tetap sama, yaitu dirimu, tak pernah berubah .
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    GALAU

    Wardah's poem |
    aku benarbenar baru mengerti arti cinta, saat dulu aku menunggumu, bersama selembar harapan, bukan, yang aku harapkan bukanlah kau disamping...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    RINDU

    Wardah's poem |
    terus terang aku rindu, entah bagaimana aku harus menjelaskan perasaan itu
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    teruntuk satu nama

    Wardah's poem |
    teruntuk satu nama, yang selalu kutuju atas rindu rindu yang merancang cinta, membuahkan setangkai rasa yang sebisa mungkin kupendam ter...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Distance .

    Wardah's poem |
    Betapa jarak membuatku begitu mudah merasa sendiri, sepi . Dan galau yang sering diperbincangkan malam adalah aku, kita terpisah jarak, da...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    MY LOVE(WESTLIFE)

    Wardah's poem |
    An empty street An empty house A hole inside my heart I'm all alone and the rooms are getting smaller I wonder how, I wonder why I...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    kaukah itu?

    Wardah's poem |
    kaukah itu, yang melekat di hatiku? kau tempati hatiku, tanpa celah . kaukah itu, yang melekat di otakku? kau racuni pikiranku, dengan ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    titip rindu

    Wardah's poem |
    kutitip beribu kerinduan ditiap helaan nafasmu . Kau hanya cukup bernafas dan rasakan, sudah berapa banyak rindu yang tertahan . Jambi, ak...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 2

    sajak sunyi

    Wardah's poem |
    aku sendiri lagi. menghitung waktu, membelah sunyi, mengukur rindu . aku merindu lagi hanya beberapa rentang waktu saja rindu itu den...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    jikalau

    Wardah's poem |
    jikalau di perkenankan, aku selalu ingin kita seperti senja kemarin, bercerita tentang aku, tentang kau, tentang kita sambil sesekali mem...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 4

    don't say it again

    Wardah's poem |
    sejujurnya, aku memang tak pernah berdusta ketika aku mengatakan aku cinta, dan aku takkan pernah mencari yang lain kecuali dirimu yang mem...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Teruntuk Seseorang yang Berada Dikegelapan

    Wardah's poem |
    Teruntuk seseorang yang berada dikegelapan. Dalam bejana rindu ini kutuangkan secangkir rasaku padamu, agar kau tahu, bagaimana aku merasa...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    kau dan aku .

    Wardah's poem |
    seperti hujan yang datang dan meninggalkan bulirbulir airnya di tanah basahku, kau datang meninggalkan rasa yang membekas di palung hatiku ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    cukup satu

    Wardah's poem |
    Tuhan, cukup satu harapanku, aku selalu ingin menghabiskan tiap detik bersamanya . Itu saja .
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    aku bercerita pada suatu rindu

    Wardah's poem |
    aku bercerita pada suatu rindu, yang begitu mudah beku jika tak ada dirimu . selama sepersekian detik bayanganmu begitu mudah menelusup di...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    KITA II

    Wardah's poem |
    and finally this is no longer a story we should cover. we are aware of the feelings of each one, but we just keep quiet, do not intend to ...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    KITA

    Wardah's poem |
    kita samasama berjalan, berpencar lalu bertemu lagi di satu titik . kita samasama melangkah, tak tentu arah, padahal takdir sudah memberikan...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Tiap detik penantian

    Wardah's poem |
    mendiam dalam galau yang tak habis-habisnya diperuntukkan bagiku, terbisulah aku, aku tak bisa bicara walau sekata pun aku memergoki pi...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    cinta itu, kamu

    Wardah's poem |
    aku tak ingin menyerah pada waktu, yang kuyakini akan membelengguku, walau terungkap pada ketidakpastian semu, kata-kata klisemu aku ta...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
  • 0

    Dia

    Wardah's poem |
    dia, aku memimpikannya, entah mengapa dengan melihatnya saja dapat kulukis senyum diwajahku, paling tidak aku merasa ada sentimeter keba...
    Baca selengkapnya »
    Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Postingan Lebih Baru Beranda

Kontributor

  • Admin
  • Wardah's poem

jaringan

  • Whatever
  • Mahera Network

Archivo del blog

  • ▼  2011 (36)
    • ▼  Oktober (3)
      • Biarlah
      • Hanya aku
      • Rapuh
    • ►  September (1)
      • feel
    • ►  Juli (5)
      • ketahuilah, perasaanku .
      • pada kenyataannya II
      • UNBREAK MY HEART
      • tinggal kenangan
      • at last
    • ►  Mei (6)
      • MAAF
      • Epilog Summer in Seoul
      • TANPAMU
      • everytime .
      • kepada kamu .
      • Seandainya Kau Jadi Mantan Pacarku Nanti
    • ►  April (7)
      • pada kenyataannya .
      • tak pernah berubah
      • GALAU
      • RINDU
      • teruntuk satu nama
      • Distance .
      • MY LOVE(WESTLIFE)
    • ►  Maret (5)
      • kaukah itu?
      • titip rindu
      • sajak sunyi
      • jikalau
      • don't say it again
    • ►  Februari (9)
      • Teruntuk Seseorang yang Berada Dikegelapan
      • kau dan aku .
      • cukup satu
      • aku bercerita pada suatu rindu
      • KITA II
      • KITA
      • Tiap detik penantian
      • cinta itu, kamu
      • Dia

Blogroll

Blogger templates

Wirausaha

about me ini adalah tulisan ku untuk dunia ku untuk kamu dan untuk kalian

language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Ads

pengunjung ke

Pengikut

Blogger news

 

©